Posted by : Unknown Rabu, 16 Agustus 2017

Setiap orang mempunyai cara tersendiri menyembunyikan kesedihannya. Setiap luka mampu sembuh jika ada seseorang yang mau membalutnya. Kamu mencakar hatiku dari belakang. Batinku berselimut sakit sampai sekarang. Sedihku tak tertahankan. Berkali-kali aku berjuang, tapi berkali-kali pula kamu sia-siakan. Kesabaranku perlahan mulai menguap. Kakiku lelah mengejarmu berlari, padahal ku tahu bahwa kamu sudah terlalu jauh pergi.

Rasa sayangku pelan-pelan kau ubah benci. Jahitan pilu kututup sempurna dengan lengkungan senyum. Aku tenggelam dalam buaian Asmara. Janji manis yang ku kira, ternyata sepahit kopi hitam tanpa gula. Aromanya menenangkan, rasanya yang tidak mengenakkan. Dulu, secercah harapan kau tanam, kau siram dengan segudang impian, yang akan kita wujudkan bersama. Kuberikan percayaku sepenuhnya kepadamu. Namun, semua itu terkikis oleh rasa khianat darimu. Kamu, kuperjuangkan. Tapi, aku, kau sia-siakan.

Aku salah telah mempertahankan hubungan ini. Mencintaimu menyakitkan bagiku. Memilikimu seutuhnya adalah mimpi yang tak terwujud. Nafasku terengah-engah saat kutahu masa lalumu kau dekap diam-diam. Dadaku terasa sesak, dibelakangku kau mempermainkan hati seorang wanita. Rasa bersalahmu melebur bersama kemunafikan. Musnahlah kamu dikehidupanku. Aku ingin kamu hilang disegala udaraku. Tinggalkan aku bersama siluetku, pergilah kamu tanpa meninggalkan jejak kakimu. Setelah sekian lama tak tersentuh Cinta, kini, hatiku kau patahkan. Rasanya aku sudah muak mengecap pahitnya kehilangan kepingan yang hilang dari jiwaku.

Sebelumnya, aku tidak pernah merasa seperti ini. Kala disetiap sujud kusebut namamu. Menengadahkan tangan dihadapan Sang Pencipta, memanjatkan butiran doa disetiap malam. "Aku tidak sesempurna yang kamu inginkan, tapi aku yakin bisa membahagiakanmu dengan cara yang sederhana". Ah.. Percuma. Semesta menunjukkan bahwa kamu tidak baik untukku. Tapi, salahkah diriku yang terlalu mencintaimu? Salahkah aku memperjuangkan orang yang kuanggap mencintaiku dengan tulus? Salahkah jika kita berharap dengan orang yang kita sayangi? Bukankah masa depan terjadi karena apa yang kita lakukan dimasa kini??

Apakah sabarku masih kurang untukmu? Lalu, wanita seperti apa yang kau cari? Yang mampu bertahan meski melihat kekasihnya bergandengan dengan wanita lain? Yang bersabar meski berkali-kali disakiti? Yang bersikap tegar didepan dunia padahal hatinya menangis??

Percayalah. Kamu tidak akan menemukan wanita lain sepertiku. Kelak, kamu akan menyesali semua perbuatanmu. Ingat, karma selalu datang diwaktu yang tepat. Tapi.. Salahkah aku jika masih berharap denganmu? Salahkah jika aku masih menunggumu? Berharap kamu kembali seperti dulu lagi. Meringkas sebuah cerita tentang kita. Namun kamu malah merobek halaman buku yang sudah kutulis dengan susah payah.

Kurasa nyawaku sudah sampai di kerongkongan. Memekik lembut sukma dan batinku. Perih datang ber tubi-tubi, sempat kuingin pergi tapi kumasih tetap bertahan disini. Aku merelakan semua yang pernah kugenggam dulu. Namun kamu malah menggenggam yang dulu kau lepaskan. Pengorbananku kau balas dusta. Kekecewaanku tak terkira. Ku pikir kamu akan menghampiriku kembali. Membawa sekuntum bunga dan mengucapakan kata maaf karena sudah membiarkanku berkutat dengan frustasi. Tetapi hanya delusi semata. Nyatanya kamu tidak mempunyai rasa kasihan dengan diriku. Kamu lebih memilih mereka, yang menurutmu lebih mampu memahamimu. Sementara aku? Memintamu mendengarkan seluruh isi hatiku saja kamu enggan. Kamu selalu ingin menang, tidak ingin disalahkan. Egois! Keras kepala! Hahaha.. Dan bodohnya diriku masih saja mencintaimu. Tolol! Pekok!

Tak perlu memberi harapan, jika kamu tidak bisa memberi kepastian. Tak perlu memberi janji, jika yang kamu bisa hanya mengingkari. Dan kamu juga tak perlu mengerti isi hati, jika yang kamu bisa hanya menyakiti.

Lelehan rinduku tidak sempurna, karena selama kita bertatap mata kamu selalu menganggapku tidak ada. Laksana Mega diufuk senja, dirimu Indah kunikmati hanya untuk sesaat. Pun terkadang menyia-nyiakan selembar moment saat senja melambaikan tangan.

Kesempatan tidak datang dua kali, ketika kamu sudah menemukan bunga Indah yang bisa membuatmu bahagia dengan cara yang sederhana. Tapi kamu masih ingin memetik bunga yang lebih cantik. Tidak perlu mencari yang sempurna jika yang sederhana saja sudah bisa membuatmu bahagia.

Kurelakan dirimu dengannya. Tuhan tau kamu buruk untukku. Dan aku bisa bernafas dengan lega saat kutahu setelah denganku kami masih mempermainkan hati wanita lain.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Ini Blog Tentang Cerpen - Hatsune Miku - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -