Posted by : Unknown Sabtu, 12 Agustus 2017

Ujian apa lagi yang kamu berikan padaku? Setelah sekian lama kamu tidak menyentuhku. Tidak pernah mengirim pesan singkat terlebih dulu. Tidak bertegur sapa meski hanya sebatas siluet tanpa jejak yang lewat dihadapanku. Tatap mata tanpa dosa yang kau arahkan padaku, pun ekspresi tak bersalah selalu bertopeng diwajahmu.

Bersabar ditengah dinginnya sikapmu padaku. Berubah seolah tak ingat masa-masa pertama kali kita bertemu. Dulu, tidak ada kata aku dan kamu. Semuanya kita jalani berdua, tanpa ada batas yang terikat dengan perasaan. Setan apa yang merasuki ragamu? Sehingga kamu enggan menatapku. Tidak menggubris pesan singkatku, sapaanku, lelahku, serta air mata yang diam-diam jatuh bersama sakit yang kau ciptakan.

Iya. Sakit yang kau ciptakan ketika aku sabar dengan kesendirianku, kamu malah berjalan dan bercanda tawa dengan mantanmu, teman dekatmu, dan siapapun itu yang secara tidak langsung menyakiti hatiku. Sikapmu merasa tidak bersalah. Senyumku palsu dihadapan teman-temanku. Membohongiku, merobohkan kepercayaan yang kuberikan sepenuhnya padamu. Sebelumnya, hati tidak pernah setegar ini. Tanpa belaianmu, bisikan semangat darimu, tatapan lembut matamu, pun semerbak parfum khasmu yang selalu ingin kucium. Aku merindukanmu yang dulu.

Kasih, kesabaranku tak bertepi. Percayaku padamu meyakinkanku. Tapi, kamu menyia-nyiakan aku. Cintaku terlalu dalam, lukaku juga semakin dalam menyayat ulu hati. Setiap hari, gelap malam tak bosan melihatku menangis. Menemani setiap jengkal emosi yang tidak bisa kuungkapkan. Hasrat terkubur didalam kenangan. Aku dan kamu masih bersama. Di waktu dan jarak yang sama. Dan di perasaan yang entah masih sama atau tidak.

Terkadang ditengah malam, mataku terjaga. Semua tentangmu masih berkutat dipikiranku. Rentetan pertanyaan mengantri untuk kau jawab. Secangkir kopi menenangkanku. Nasi dan lauk seolah enggan kumakan. Hanya kamu, cuma kamu yang aku pikirkan. Haha.. Aku selalu memikirkanmu, tapi apakah kamu pernah memikirkanku?? Melihat goresan namamu ditanganku saja kamu tidak peduli. Iya, sekarang, urusanmu ya urusanmu dan urusanku ya urusanku. Tidak ada lagi masalah untuk kita hadapi berdua. Jangan tanya ketika ada pria yang bisa membuatku lebih nyaman. Jangan tanya kenapa aku sakit dan menggores luka lagi ditangan. Karena semua itu tidak ada hubungannya denganmu. Ini urusanku, bukan urusanmu.

Mengirim pesan singkat hanya disaat butuh. Apakah kamu temanku? Yang hanya datang ketika butuh? Lalu pergi tanpa permisi dan rasa terimakasih? Heii.. Ini hati, bukan kos-kosan. Apa aku terlalu lemah sehingga mudah kamu kalahkan?

Wanita ini berjuang mati-matian. Membela seorang pria yang dicintainya dihadapan teman-temannya yang sebenarnya semua yang dikatakannya adalah bohong. Iya. Bohong demi orang yang dicintainya.

Berkali-kali kamu mengecewakanku. Namun aku masih tegak berdiri meski dihembus angin. Berkali-kali kamu memporak-porandakan hariku. Hati menjerit menangis kesakitan, tapi senyum palsu kulukis terpampang nyata.

Aku ingin bertanya pada semesta. Apakah ia masih mengijinkan kita untuk bersama dibawah naungan langit biru? Meskipun sakit yang kurasakan masih belum bisa terobati. Aku masih menunggumu. Menunggu pesan pertama darimu. Menunggu kamu mengerti apa yang kurasakan ketika kamu berada diposisiku. Kamu selalu membanding-bandingkanku dengan orang lain. Kekuranganku belum bisa kau tutupi. Kamu, kusempurnakan didepan dunia. Tapi, aku, kau cacatkan dihadapan semesta.

Jika memang yang kamu inginkan mengurangi komunikasi, aku terima itu. Tapi, sabarku ada batasnya. Aku, bukan orang lain yang bisa dengan sabar tidak kontek-kontekan dengan pasangannya. Aku, seseorang yang masih sangat butuh perhatian darimu. Tapi, aku, masih kamu abaikan. Kamu sia-siakan. Dan kamu tidak mau mengakui itu. Yang merasakan sakit aku, bukan kamu.

Jika suatu hari nanti hubungan ini kandas. Dan yang memutuskan kamu, berarti cintaku terlalu dalam. Diriku terlalu rendah untuk kau kalahkan. Dan perjuanganku sia-sia untuk kupertahankan. Tapi, jika aku masih bisa bertahan meski sembilu menancap perih didada, jangan menyesal jika kamu kehilangan wanita yang benar-benar tulus mencintaimu. Yang memperjuangkan cintanya, mempertahankan hubungannya, dan yang rela berkorban tersakiti meski tidak kamu akui.

Aku, teramat sangat menyayangimu.

Riza Agus Mahardika

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Ini Blog Tentang Cerpen - Hatsune Miku - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -