- Back to Home »
- Keteduhan
Posted by : Unknown
Minggu, 10 April 2016
Selasa,
21 Juli 2015
Masih
seperti ini, tidak bisa dipungkiri.
Aku
terjebak dalam sebuah dimensi tanpa batas yang membutakan mata.
Mencoba
menerka dan menerjemahkan setiap detik jam yang kita lewati selangkah demi
selangkah. Seolah tujuan kita tak berujung
sampai kesana.
Pernahkah
kamu?? Pernahkah kamu merasakan kebahagiaan yang menurutmu itu sudah menjadi
milikmu dan kamu pantas untuk hidup dalam kebahagiaan itu. Seperti sudah
lengkap dengan apa yang kamu miliki saat ini. Orang-orang tersayang, orang tua,
teman dan sahabat, bahkan orang yang selalu ada untukmu dan teramat sangat
menyayangimu.
Aku
merasakan hal itu, ya, aku baru menyadarinya. Seperti sudah tidak peduli dengan
apa yang dikatakan orang lain. Perlahan aku mengubah hidupku menjadi lebih baik
lagi.
Saat
aku merasakan kebahagiaan itu, seperti aku sudah tidak peduli dengan omong
kosong dan keadaan diluar sana. Karena bagiku aku sudah menemukan kehidupanku
yang sebenarnya dan Tuhan mengijinkan aku untuk bahagia bersama mereka.
Hati
kecilku selalu bertanya, apakah kamu?? Apakah memang kamu orang yang Tuhan
kirim untukku?? Jawaban dari semua doa yang ku panjatkan selama ini? Disetiap
tetes sujudku aku selalu berdoa dan mungkinkah memang kamu jawabannya?? Atau
ini hanya scenario Tuhan agar aku
bahagia hanya untuk sementara?? Tapi.. semua peristiwa yang kita alami selama
ini?? Dua tahun yang lalu?? Dan mimpi itu? Bukankah mimpi itu pemberian Tuhan?
Lalu arti dari mimpi itu apakah memang benar? Aku merasa teramat sangat bahagia
sekaligus ragu dalam benakku. Ah.. aku terlalu banyak pertanyaan yang tak
pernah kau gubris sama sekali.
Tapi
aku tak bisa membencimu, sungguh. Aku semakin menyayangimu. Tapi…
Tapi
kenapa selalu ada tapi dalam setiap kata yang ku untai??
Kebersamaan
kita seperti tak pernah berhenti.
Seperti
akan terus berlanjut entah sampai kapan.
Kita
saling mengharapkan satu sama lain.
Kita
saling percaya satu sama lain.
Kita
saling menyukai, menyayangi, dan mencintai satu sama lain.
Alasan
apakah yang bisa sampai aku menulis semua kata ini??
Aku
bingung! Ragu! Resah! Gelisah! Takut!
Tidak
perlu kujelaskan untuk hal itu.
Yang
pasti untuk saat ini perasaanku semakin dalam kepadamu.
Meski
terkadang perkataan orang lain membuatku berpikir tentang sesuatu yang bisa
kulihat itu.
Hatiku
juga ragu untuk mengatakannya.
Sulit
untuk ditebak apa yang akan terjadi di masa yang akan datang.
Yang
aku tahu, aku harus membuatnya jauh
lebih baik dan merubahnya dari sekarang dan dari mulai diriku sendiri.
Inilah aku. Hanya aku.
Selalu
dan akan terus berharap, berusaha, dan berdoa untuk semua yang ingin kucapai.
Karena
segala sesuatu itu berawal dari diri sendiri, bukan orang lain.