Posted by : Unknown Minggu, 24 April 2016


Kamis, 21 April 2016

Hari ini adalah Hari Kartini, dimana semua siswi sekolah ditata sedemikian rupa untuk menjadi seorang Kartini muda. Tidak terkecuali adik gue yang besar, Nuri, dan keponakan gue, Sevi. Mereka ditata rias oleh teman Nyokap. Dengan mengenakan kebaya merah maroon hasil desain sendiri dan jarik cokelat dengan aksen ukiran putih yang membuat perpaduan warna yang pas saat dikenakan. Mereka terlihat cantik hari ini.

Seperti layaknya anak kecil yang masih polos, mereka malas memebersihkan make up diwajah mereka. Sampai sore tadi, wajah mereka masih berhias bedak tebal dan mata bulat mereka dikelilingi lingkaran hitam akibat lukisan pensil alis dari jemari lentiknya mbak-mbak salon.

Ketika gue mau mandi, gue suruh mereka untuk mandi juga. Berkali-kali gue ingatkan, tapi mereka tidak ada respon. Setelah gue mandi, gue ngaca. Ternyata sama saja, tidak ada yang berubah. Soalnya berkali-kali gue nyuruh adik gue yang paling kecil mandi dengan kata-kata mutiara seperti ini, ‘Shaffa, mandi dulu yuuk. Mandi biar wangi, cantik, dan bersih.’. Setelah gue mandi, gue selalu ngaca. Bersih iya. Wangi iya. Itu pun kalo gue mandi pake sabun wangi, soalnya terkadang gue mandi pake terasi. Oke, itu tadi cuma bercanda. Sumpah! Itu lelucon.

Tapi, setiap kali gue ngaca kok tidak ada yang berubah dari wajah gue. ‘Kok nggak cantik-cantik, yaa??’, gumam gue dalam hati. Bukannya tambah cantik yang ada timbul jerawat gara-gara salah beli facial foam. Kan kamfret…

Setelah gue selesai mandi, gue teriak nyuruh mereka mandi. Tapi malah kucing yang ngerespon. Gue keluar. Ternyata mereka berdua sedang mengusir roh-roh jahat anak kucing yang baru lahir. Anak kucing akibat dari pergaulan bebas ibunya. Kasihan sekali anak kucing itu tidak mempunyai bapak. 

Anak kucing itu berwarna putih merata diseluruh tubuhnya. Corak hitam seperti awan kecil berada disebelah telinga kanan dan kiri, juga percikan warna hitam berada ditubuh bagian tengah. Suara anak kucing itu lebih menyeramkan dari induknya. Suaranya kecil, melengking, dan menjijikkan. Keluarga kami tidak suka kucing tersebut karena tidak seperti kucing kami: Fitri Bersaudara (Fitri, Fitriano, Fitriani) yang unyu dan imut. Anak kucing itu sembunyi dibalik tumpukan ban sambil terus  mengeong dengan suara yang melengkin dan keras. 

‘Ehh, lu berdua nggak mandi-mandi kenape??’, tanya gue setengah kesal. 

‘Itu lho, kak, ada anak kucing yang menjijikkan. Tuh dibelakang ban-ban.’, jelas Sevi. 

‘Ohh, lhatrus apa hubungannya sama kalian?’

‘Ntar kalo kucingnya masuk gimana?? Ternyata kucingnya laper trus lihat kelinciku makan wortel, trus kucingnya ngrebut tuh wortel. Kan kasihan ibuku, kak, udah capek-capek beli wortel dipasar eh malah dimakan sama kucing garong sialan itu.’

‘Yaelah, ntar gue nanem wortel dibelakang rumah. Ribet amat lu dah.. yaudah sini gue bantuin ngusir kucingnya. Eh, Nuri lu jaga dari situ, gue kagetin tuh kucing dari sini.’

‘Meong… meongg.. meeeeeeooooooooonnnngggggg……… hussss hussssss sanaaaaaaa…!!!!’

Kami pun berlomba mengusir kucing garong itu. Si kucing berhasil keluar dari persembunyiannya tapi malah lari kearah rumah. Tapi gue sigap, gue langsung berlari dan mengusirnya kearah luar. Dan kami pun berhasil. Kami berkumpul, kemudian saling menumpuk tangan sambil berkata, ‘J, Joyfull.. K, Kawaii.. T, Try To The Best.. JKT48 yeeeeeehhhhh….’. kami menjadi member JKT48 dalam sekejap.

Setelah kami berhasil mengusir kucing itu, gue mencoba nyuruh mereka mandi lagi. Sevi udah bersiap mandi. Gue pesenin sama dia buat ngebersihin tuh make up pake sabun sampe bersih. Setelah dia mandi, ternyata make up-nya masih belum bersih. Gue suruh dia ngebersihin sekali lagi. Ternyata masih belum bersih. Setelah dia ganti pakaian, gue membantu dia membersihkan make up yang ada didahinya. Bersih seketika. Tapi dihidungnya masih ada bedak yang tertinggal. Gue bersihin lagi tapi dia kagak mau. Gue bilangin dia kalo sholat masih dengan make up itu gaboleh. Tapi dia menyangkal.

Lalu gue nyuruh Nuri buat mandi, tapi dia tidak mau mandi. Entah dia sudah mandi dirumah belakang atau belum gue tidak tahu. Yang pasti gue tanya dia berulang-ulang, dia tidak menjawabnya. Akhirnya dia tidak mandi.

Azan maghrib pun terdengar. Gue  mengambil wudhu dan sholat. Setelah sholat pun gue ingatkan mereka untuk sholat. Nuri sudah sholat. Tapi Sevi belum, gue nyuruh dia ngebersihin make up-nya dulu sampai bersih. Tapi dia ngotot tidak mau. Padahal gue udah nyuruh dia dengan nada yang halus. 

Gue masih sabar. Akhirnya gue ambil kapas trus nuangin pembersih gue kekapas itu, gue tempelin kapasnya dipipinya Sevi. Terlihat bedak tebal masih menempel dipermukaan wajahnya. Lalu dia marah. Dia bilang tidak mau dibersihkan dengan pembersih gue. Tapi gue kesal, gue dengan nada kasar harus ngebersihin bedak dia, karena kalo sholat tidak sah. Tapi dia semakin ngebantah. Seketika itu gue langsung sakit hati.

Gue nangis karena anak kecil. Gue merasa gue belum bisa menjadi kakak yang baik buat mereka. 
Gue sudah berusaha menjadi kakak yang baik buat mereka. Tapi tidak semudah itu. Mungkin mereka membenci gue. Mungkin gue terlalu galak bagi mereka. Mungkin gue terlalu jelek bagi mereka. Gue tidak pernah tau isi pikiran mereka.

Gue cuma pengen mereka menjadi lebih baik dari gue, lebih baik segala-galanya dari gue.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Ini Blog Tentang Cerpen - Hatsune Miku - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -