Posted by : Unknown Minggu, 24 April 2016





Malem ini, untuk kesekian kalinya gue menangis gara-gara anak kecil. Tidak lain dan tidak bukan adalah adik-adik gue sendiri. 

Setiap kali waktunya makan gue selalu ingetin mereka, gue selalu tanya mereka apakah sudah makan atau belum. Setiap kali waktunya sholat dan mandi, gue juga terus mengingatkan mereka. Sholat adalah kewajiban setiap umat Islam. Sedangkan makan dan mandi adalah kebutuhan primer manusia. Tapi, setiap kali gue mengingatkan mereka untuk semua itu, pasti gue dibantah. Entah mereka enggan melakukan hal tersebut atau karena mereka benci gue jadi mereka tidak melakukan apa yang gue suruh. 

Gue selalu mereka mengingatkan mereka dengan nada yang halus. Gue tanya mereka baik-baik. Tapi mereka tidak menjawab. Salah satu adik gue selalu nyuekin gue. Entah karena pertanyaan gue tidak penting atau karena telinganya tersumbat tempong, gue tidak tahu itu. Mengingatkan mereka dengan nada yang halus ternyata tidak ada respon. Kesabaran gue diuji mereka. Bahkan, pertanyaan gue ulang-ulang terus sampai mereka mau menjawab, dengan nada yang halus tentunya. Setelah kesabaran gue memuncak, gue mulai dengan nada yang kasar. Tapi mereka malah membantah dengan nada yang lebih kasar dari gue. Seketika itu gue langsung sakit hati. Gue merasa menjadi kakak yang jahat dimata mereka.

Ketika mereka tidak menjawab, mengenyahkan pertanyaan, dan suruhan gue, terkadang gue sedih dan merasa sakit didalam. Kadang-kadang didalam hati gue bergumam, ‘Kenapa sih suruhan gue gapernah mereka lakukan? Padahal itukan kewajiban dan kebutuhan mereka. Gue seperti belum menjadi kakak yang baik buat mereka semua. Padahal gue udah berusaha menjadi kakak yang terbaik. Apa mereka sangat membenci gue sampai mereka mengenyahkan suruhan gue? Atau karena gue galak? Yaa gimana gak galak, diomongin halus gaada respon, diomongin kasar juga gaada respon. Terus masa gue harus tendang trus pecutin mereka gitu?? Kan gamungkin’ . Kurang lebuh seperti itu. Tapi kalimat yang terakhir bohongan kok. Beneran itu hanya fiktif belaka.

Gue tidak pernah tau apa yang ada dipikiran mereka ketika gue mengingatkan segala sesuatu yang menjadi kebutuhan hidup mereka. Mereka sudah besar, adik gue paling besar umur 12 tahun, adik gue yang kecil umur 4 tahun, keponakan gue gatau umurnya tapi dia kelas 3 SD. Sudah mengerti yang baik dan yang buruk. Terkadang adik gue yang kecil gue iming-imingin jajanan supaya dia mau ngaji. Adik gue yang besar gue beliin makanan yang enak biar dia mau makan. Keponakan gue lebih baik dari adik gue, tapi tadi dia baru aja nyakitin hati gue. 

Gue hanya ingin menjadi kakak yang terbaik buat mereka semua. Gue pengen mereka lebih baik dari gue, lebih pintar dari gue, lebih sukses dari gue, lebih segala-galanya dari gue. Udah itu aja.

21 April 2016

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Ini Blog Tentang Cerpen - Hatsune Miku - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -